Gaung Bandung merupakan acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB (IMA-G ITB) demi mewujudkan Kota Bandung yang lebih layak huni. Tahun ini, Gaung Bandung 2020 mengangkat isu placemaking dengan tagline “Beyond Space, Beyond Place”. Rangkaian acara Gaung Bandung 2020 dilangsungkan di tengah pandemi dari Agustus hingga Desember 2020 melalui berbagai platform secara daring.
Isu placemaking yang diangkat pada Gaung Bandung 2020 berangkat dari keresahan akan pentingnya pemaknaan suatu ruang oleh para penggunanya yang kian kurang disadari oleh lingkungan sekitar. Sebuah ruang akan menjadi sebuah tempat jika penggunanya memaknai ruang tersebut, begitulah bunyi makna dari placemaking.
Akibatnya, hal-hal yang disayangkan terjadi, seperti adanya mispersepsi antara desainer dan pengguna, pemanfaatan yang kurang maksimal hingga tidak sesuai oleh target pengguna, diabaikannya tempat-tempat publik hingga terbengkalai, dan lain sebagainya. Pengangkatan isu ini pada rangkaian Gaung Bandung 2020 merupakan perwujudan dari harapan akan meningkatnya kesadaran masyarakat Bandung dan sekitarnya akan proses penciptaan sebuah tempat atau placemaking.
JELAJAH VIRTUAL & BINCANG BANDUNG
Titik Lahir: Telaah Bandung merupakan rangkaian acara pertama dari Gaung Bandung 2020 yang terdiri dari Jelajah Virtual dan Bincang Bandung. Kedua rangkaian acara ini dimoderatori oleh Achmad D. Tardiyana, principal architect dari Urbane Indonesia. Jelajah virtual dilangsungkan pada 12 September 2020 dan Bincang Bandung dilangsungkan pada 26 September 2020 melalui platform Zoom Meeting dan YouTube.
SHAU dengan Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann dihadirkan dalam Jelajah Virtual sebagai pembicara. Dalam keberlangsungan acara, SHAU mengajak para peserta berkeliling secara virtual mengunjungi dua karyanya, yaitu Alun-Alun Cicendo dan Taman Film sembari mengobrol mengenai placemaking. Pada akhir acara, peserta mengisi survei mengenai pandangan mereka tentang placemaking.
Bincang Bandung sendiri menghadirkan LABO dengan Deddy Wahjudi dan Nelly Lolita Daniel sebagai pembicara. Tampak antusiasme peserta sepanjang pemaparan pandangan dan diskusi mengenai placemaking terutama di Kota Bandung.
SAYEMBARA & KOMPETISI FOTOGRAFI ARSITEKTUR
Sayembara Arsitektur: Reka Ruang dan Kompetisi Fotografi: Makna Ruang menjadi bagian dari rangkaian acara kedua Gaung Bandung 2020, Titik Gerak: Inovasi Karya. Mahasiswa arsitektur dari berbagai universitas berkompetisi dalam Sayembara Arsitektur: Reka Ruang dengan merancang sebuah place dari ruang-ruang negatif Kota Bandung.
Dari ratusan karya yang masuk, dipilih sepuluh besar karya terbaik yang ditampilkan dalam pameran virtual Jelajah Karya dengan judul Ruang Rekam, Disperse, Refarmation, Kumpulkeun Park, Komo Meuntas, Jembatan Ekspresi, Asia Afrika Art Space, Growing Kiara Tree, Gelombang Kreasi, dan Ci Temen. Setelah dilakukan proses penjurian lebih lanjut, terpilih 5 besar peserta yang berkesempatan mempresentasikan karyanya pada 8 November 2020 dalam penjurian terbuka melalui platform Zoom Meeting dan YouTube.
Kelima peserta menampilkan karyanya di hadapan Woerjantari Kartidjo, Budi Faisal, dan Jacob Gatot Sura selaku juri, serta di hadapan penonton umum. Dari kelima finalis, Ci Temen berhasil mendapatkan juara pertama Sayembara Arsitektur: Reka Ruang.
Kompetisi Fotografi: Makna Ruang sendiri mengajak masyarakat untuk berkompetisi dalam menangkap ruang yang memiliki makna mendalam. Setelah melalui proses penjurian, terpilih sepuluh besar karya terbaik yang dipamerkan dalam pameran virtual Jelajah Karya. Karya fotografi berjudul Ruang Sendiri berhasil meraih juara pertama dalam Kompetisi Fotografi: Makna Ruang.
PUNCAK ACARA
Sebagai puncak rangkaian acara Gaung Bandung 2020, hadir Titik Tumbuh: Catatan Perjalanan yang terdiri dari Bincang Kolaborasi, Jelajah Karya, dan Augmented Reality (AR). Bincang Kolaborasi yang dilaksanakan pada 31 Oktober 2020 tersebut mengajak para peserta berdiskusi dan mendengarkan pemaparan dari tiga pembicara ahli yang berkaitan dengan placemaking, yaitu Tita Larasati sebagai founder dari Bandung Creative City Forum, Handoko Hendroyono sebagai co-founder dari M-Bloc Space, dan Adi Nugroho sebagai Chief Business and Innovation Officer dari Festivo. Perbincangan dan diskusi bersama keempat narasumber dimoderatori oleh Widiyani, ketua dari Artepolis 8 yang mengusung tema “Creative Society and the Making of Place: Redefining Place in Digital Era”.
Titik Tumbuh: Catatan Perjalanan juga menghadirkan pameran virtual bertajuk Jelajah Karya dan Augmented Reality yang dapat diakses melalui website resmi Gaung Bandung 2020. Jelajah Karya menampilkan karya-karya dari massa IMA-Gunadharma ITB, karya-karya finalis Sayembara Arsitektur: Reka Ruang dan Kompetisi Fotografi: Makna Ruang, serta menampilkan karya-karya yang terarsip dari Arsitenar. Tidak ketinggalan, dihadirkan juga merchandise booth yang dapat dikunjungi dalam pameran virtual ini.
Selain pameran virtual, peserta juga dapat mengakses AR pada website Gaung Bandung yang menampilkan Taman Lansia pada telepon genggam peserta. AR yang ditampilkan merupakan hasil survei keseluruhan dari peserta yang menghadiri Jelajah Virtual pada rangkaian acara pertama Gaung Bandung. Hasil survei masing-masing peserta dapat dilihat pada laman gaungbandung.com/augmentedreality.
Seluruh proses perangkaian dan perjalanan acara Gaung Bandung 2020 terekam dalam satu buku yang dimulai dari konsep turunan isu placemaking hingga penerapannya dalam rangkaian acara Gaung Bandung 2020. Proses dan perjalanan ini juga terekam dalam satu video aftermovie, sebagai bentuk kenang-kenangan akan hadirnya Gaung Bandung 2020 dalam upaya perwujudan Kota Bandung yang lebih ramah huni. Aftermovie tersebut dapat ditonton pada kanal YouTube Gaung Bandung, sementara buku Gaung Bandung 2020 dapat diakses secara online melalui bit.ly/jurnalGB20.
Anda bisa mendapatkan cetak buku Gaung Bandung 2020 dengan menghubungi media sosial resmi Gaung Bandung. – Construction+ Online