Surabaya berencana menambah tiga hotel berklasifikasi bintang lima hingga 2022 mendatang. Meski kondisi pandemi COVID-19 ini membuat tingkat hunian kamar merosot 12,3% hingga hanya 60% saja. Tidak hanya itu, tarif rata-rata harian hotel bintang lima di Surabaya menurun hingga Rp800.000 per malam pada Juni 2020 dari sebelumnya Rp 1,1 juta per Maret 2020. Namun, hal-hal tersebut rupanya tidak meredam langkah para investor untuk menambah fasilitas hotel di ibu kota Jawa Timur ini.
Tiga hotel tersebut adalah Double Tree by Hilton, The Trans Luxury Surabaya, dan Pullman Hotel Surabaya. Saat ini progres Double Tree by Hilton yang berada di kawasan Gubeng masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 200 kamar. Sedangkan, The Trans Luxury Hotel yang berada di kawasan Ahmad Yani sudah masuk dalam pipeline dengan kapasitas 200 kamar. Terakhir adalah Pullman Hotel Surabaya yang berlokasi di kawasan Kertajaya dengan rencana penyelesaian konstruksi pada 2022 dan mencakup 300 kamar.
Menurut Ferry Salanto selaku Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia secara umum situasi pasar hotel Surabaya mirip dengan Jakarta yang sebagian besar mengandalkan aktivitas perusahaan dan pemerintah. Saat Surabaya menjadi zona merah episentrum COVID-19, situasi semakin berat karena beberapa hotel terpaksa menghentikan operasinya untuk sementara guna memangkas biaya operasional. Sementara sejumlah hotel lainnya yang memilih untuk tetap beroperasi melakukan pengetatan biaya di sana-sini, salah satunya dengan hanya membuka beberapa bagian hotel, seperti kolam renang, spa, gym dan restoran, selain menjadwalkan ulang waktu shift pekerja dan cara-cara lain demi memangkas pengeluaran.
Hingga akhir 2020 ini terdapat dua hotel baru yang mencakup 404 kamar. Meski terlalu dini untuk mengatakan bahwa kondisinya akan segera membaik, namun jika 404 kamar ini beroperasi sesuai jadwal, maka suplai akan bertambah menjadi 14.306 kamar. — Construction+ Online