Oleh Anton Adianto
Industri konstruksi selalu merespon dengan inovasi ketika dihadapkan pada situasi sulit yang mengharuskannya untuk berubah. Kemampuan beradaptasi ini telah mendorong kemajuan sektor industri dalam hal desain, pengembangan, dan pembangunan sebuah gedung atau bangunan dengan cara yang paling efektif.
Hal-hal seperti kurangnya tenaga kerja terampil, peraturan-peraturan keberlanjutan yang baru dan kemajuan dalam software dan teknologi informasi mendorong industri konstruksi untuk berinovasi.
Pada bagian pertama ini, terdapat beberapa kemajuan paling inovatif dalam teknologi konstruksi yang kemungkinan besar akan lebih banyak kita saksikan di masa depan:
Robot Humanoid
Robot ini penampilan keseluruhannya dibentuk berdasarkan tubuh manusia dan mampu melakukan interaksi dengan peralatan maupun lingkungan yang dibuat untuk manusia. Robot humanoid diciptakan sebagai respon terhadap kurangnya tenaga kerja terampil yang melanda sebagian besar industri padat karya, terutama di negara maju. Dalam bidang konstruksi, robot humanoid mampu melakukan tugas fisik dasar seperti memasang drywall secara mandiri, melakukan pekerjaan sebagai tukang batu semi-otomatis hingga dapat mengikat tulangan di jembatan dalam waktu setengah dari waktu yang dibutuhkan tenaga kerja manusia.
Robot Rayap
Berbeda dengan robot humanoid yang dibuat menyerupai manusia, robot rayap terdiri dari ratusan robot kecil berkaki atau beroda empat yang dirancang untuk bekerja sama seperti sekumpulan serangga. Kawanan robot ini dapat dengan aman memperbaiki infrastruktur di lokasi banjir atau lokasi yang sulit dijangkau dan berbahaya bagi pekerja manusia. Bahkan, dapat membangun struktur yang tidak mungkin dijangkau manusia, seperti di laut dalam atau bahkan di permukaan planet lain.
Beton yang Mampu Memperbaiki Dirinya
Beton banyak digunakan dalam konstruksi karena di samping murah juga mudah beradaptasi. Namun beton memiliki karakteristik rentan terhadap keretakan dan kerusakan di bawah tekanan, seperti panas atau cuaca dingin yang ekstrim. Umumnya cara untuk memperbaiki beton yang retak adalah dengan menambalnya, memperkuatnya atau merobohkannya untuk membuat yang baru dari awal. Namun kini berkat kemajuan dalam teknologi konstruksi, hadir jenis beton “pintar” yang bisa “menyembuhkan atau memperbaiki” retakannya sendiri.
Cara kerjanya, yaitu campuran beton tertanam dengan kapsul kecil natrium silikat. Saat beton retak, kapsul ini akan pecah dan melepaskan agen penyembuhan, seperti gel yang akan mengeras untuk mengisi kekosongan. Teknologi beton pintar ciptaan seorang mahasiswa pascasarjana dan profesor kimia di University of Rhode Island ini diklaim paling hemat biaya. Hal tersebut menyempurnakan teknologi beton serupa yang sebelumnya diciptakan oleh peneliti lain dengan menggunakan bakteri, kapiler kaca yang tertanam hingga menggunakan mikrokapsul polimer untuk mendapatkan hasil yang sama. Ke depannya teknologi beton pintar ini diharapkan tidak hanya membuat beton menjadi tahan lama dan berumur panjang, tapi juga membuat struktur bangunan lebih aman, di samping juga dapat mengurangi efek rumah kaca.
Beton Berpori
Beton yang memiliki pori-pori ini memungkinkan untuk menyerap air hujan dan kemudian membiarkan tanah melakukan tugasnya. Tanah merupakan filter yang luar biasa untuk logam dan bahan anorganik lainnya. Ketika air hujan melewati permukaan tanah, mikro organisme dan akar tanaman menyerap kelebihan bahan kimia. Beton berpori bisa menjadi pengganti aspal di area parkir. Hal tersebut tidak hanya karena beton ini secara signifikan mengurangi air yang mengalir karena penuhnya kapasitas infiltrasi air (limpasan), tetapi juga karena warna beton yang terang dapat memantulkan sinar matahari sehingga tetap dingin di musim panas.
Alumunium Transparan
Sudah sejak lama para insinyur berambisi untuk menemukan bahan yang menggabungkan kekuatan dan daya tahan logam dengan kemurnian kaca yang sebening kristal. Aluminium transparan merupakan zat kristal yang terbuat dari paduan bubuk aluminat. Konsep dasarnya adalah bubuk ini dikompresi dan dipanaskan hingga suhu ekstrim. Setelah beberapa waktu, bahan tersebut kemudian didinginkan dan dipoles, lalu dibentuk menjadi wujud yang diinginkan.
Material yang juga dikenal dengan nama ALON ini sudah teruji dapat menahan peluru dan merupakan bahan yang sangat kuat, dan tentunya lebih keras dari kaca. Itulah sebabnya mengapa material ini populer digunakan dalam proyek militer saat ini, seperti untuk membuat jendela lapis baja dan lensa optik. Logam bening seperti itu dapat digunakan untuk membangun gedung pencakar langit berdinding kaca yang menjulang tinggi dan membutuhkan lebih sedikit penopang internal. Jadi jangan heran jika material ini akan lebih sering digunakan dalam waktu dekat.
3D Printing Houses
Teknologi 3D printing kini telah berkembang pesat dalam waktu yang singkat hingga perusahaan konstruksi pun sekarang dapat mencetak seluruh rumah lebih cepat dan lebih murah daripada metode tradisional. Rumah cetak 3D pertama muncul di Austin, Texas dan ditawarkan dengan harga di bawah USD10.000. Menyusul, sebuah komunitas yang terdiri dari 50 rumah cetak 3D yang dikembangkan di Meksiko. Melalui teknologi ini cara membangun rumah mengalami perubahan sehingga membuatnya jauh lebih terjangkau bagi siapa saja.
– Construction+ Online
Disclaimer: Construction+ makes reasonable efforts to present accurate and reliable information on this website, but the information is not intended to provide specific advice about individual legal, business, or other matters, and it is not a substitute for readers’ independent research and evaluation of any issue. If specific legal or other expert advice is required or desired, the services of an appropriate, competent professional should be sought. Construction+ makes no representations of any kind and disclaims all expressed, implied, statutory or other warranties of any kind, including, without limitation, any warranties of accuracy and timeliness of the measures and regulations; and the completeness of the projects mentioned in the articles. All measures, regulations and projects are accurate as of the date of publication; for further information, please refer to the sources cited.
Hyperlinks are not endorsements: Construction+ is in the business of promoting the interests of its readers as a whole and does not promote or endorse references to specific products, services or third-party content providers; nor are such links or references any indication that Construction+ has received specific authorisation to provide these links or references. Rather, the links on this website to other sites are provided solely to acknowledge them as content sources and as a convenient resource to readers of Construction+.