Sebagai sebuah kota metropolitan, Jakarta tetap membutuhkan taman-taman kota yang dapat mendukung kebutuhan rekreasi dan hiburan warganya. Nilai tanah yang terus meroket membuat kebutuhan ruang-ruang hijau tersebut kerap dipertanyakan dilihat dari sisi komersial dan bisnis. Untuk itu, banyak taman kota yang belakangan didesain dengan lebih menyeluruh, tidak sekadar menjadi ruang terbuka umum kosong belaka, namun juga diisi berbagai atraksi dan aspek-aspek komersial sehingga dapat memiliki nilai yang mampu menghidupi dirinya sendiri.
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu merupakan ruang hijau publik yang dikelola oleh PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) menjadi model pertama ruang publik berupa taman yang dirancang untuk dapat menghidupi dirinya sendiri, tanpa mengandalkan pembiayaan dari pemerintah daerah (self-sustain). Taman ini menghadirkan creative activation, menghasilkan ruang-ruang yang pemanfaatannya dapat dioptimalkan untuk menarik revenue dan dapat menjadi generator untuk menghidupi taman.
Pemanfaatan ruang-ruang untuk kegiatan pendukung taman tidak luput dengan prinsip-prinsip yang dipergunakan dalam membentuk public space yang ideal. Prinsip ini dirumuskan oleh seorang urban designer bernama William H. Whyte, di antaranya melalui keberadaan suitable space, interaction with street, comfort, food vendor, sitting space, rhythms of life, dan triangulation.
To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!
DATA PROYEK
Nama Proyek: Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Lokasi: Jl. Sisingamangaraja, Kel. Melawai, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Selesai: September 2022
Luas Tapak: 8.092 meter persegi
Luas Lantai: 9.088 meter persegi
Tinggi Bangunan: 3,5 meter
Pemilik/Pengembang: PT MRT Jakarta
Konsultan Arsitektur: PT Unitri Cipta
Kontraktor Utama: PT Dinamis Sarana Utama
Foto/Gambar: Shutterstock & Unitri Cipta