Gelanggang remaja memegang peranan penting di dalam hidup perkotaan dengan menyediakan masyarakat sekitar wadah untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, edukasi, dan olahraga. Pada beberapa kasus yang dianggap berhasil, gelanggang remaja menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sayangnya, saat ini tipologi dari gelanggang remaja yang sudah ada adalah kumpulan massa bangunan dengan fungsi yang berbeda di setiap massa tersebut. Hal ini mengakibatkan berkurangnya luas area hijau akibat footprint bangunan yang besar.
TAPAK
Tapak Gelanggang Remaja Jakarta Utara ini terletak di Jalan Yos Sudarso, jalan utama yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok ke seluruh Jakarta. Sebagian besar, peruntukkan di area tersebut adalah komersial dan industri sehingga area tersebut sangat padat, dan menyebabkan keterbatasan lahan untuk ruang terbuka publik. Selain densitas dan pemakaian lahan, masalah lain yang terjadi adalah tingginya polusi udara di daerah ini, di mana Jakarta Utara memiliki kualitas udara terburuk di seluruh Indonesia.
Gelanggang-gelanggang remaja di Jakarta pertama kali dibangun pada tahun 1969. Pada kondisi eksisting, gelanggang remaja di Jakarta Utara ini masih belum dibangun dengan maksimal. Hal ini disebabkan bentuk bangunan sekitar yang berupa gedung perkantoran dan pergudangan. Akibat bangunannya tidak multifungsi dan perencanaan tapaknya yang tidak efisien, gelanggang remaja Jakarta Utara ini tidak menjawab persoalan yang sedang dihadapi kawasan tersebut. Kondisi inilah yang menimbulkan gagasan tentang bagaimana desain arsitektur yang baru dapat meningkatkan area hijau dan mengintegrasikan berbagai fungsi ke dalam satu bangunan yang kohesif.
KONSEP
Strategi utama untuk memecahkan masalah yang kompleks dari proyek ini adalah dengan menumpuk semua fungsi dari gelanggang remaja tersebut. Di dalam proses desain, pertama-tama dilakukan analisa terhadap program awal dari gelanggang remaja yang sudah ada. Setelah itu, dibuat hirarki dan volume dari setiap program untuk kemudian mulai ditumpuk.
Hasil dari proses pertama tersebut adalah bentuk massa yang sangat masif. Oleh sebab itu, dilakukan studi massa lanjutan, yaitu dengan menciptakan porositas dalam bangunan berupa program-program seperti lobi, galeri, dan kafetaria yang didesain sebagai ruang yang terbuka. Agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung, bangunan ini diberi tambahan double skin berbahan aluminum yang juga menjadi fasad bangunan utama.
Desain ini menghasilkan bangunan yang kompak, dan mengurangi footprint bangunan secara signifikan. Fungsi-fungsi dalam bangunan tidak hanya terhubung secara fisik, tetapi tetap memiliki koneksi visual melalui atrium bangunan. Penampakan vertikalnya juga berpadu dengan perkantoran di sekitarnya sehingga tidak mengganggu skyline kota di area tersebut.
STRUKTUR
Solusi struktural untuk membangun gedung ini adalah dengan menggunakan sistem kantilever dari balok dan truss baja. Ada tiga core bangunan untuk menopang balok dan truss baja, karena besarnya bentang kantilever, rangka baja, dan balok harus diperbesar dengan total ketinggian balok 1,5 meter. Setelah terpasang, bracing baja menghubungkan balok sehingga memperkuat integritas struktural. Terakhir, lantai beton setebal 10 cm dengan dasar besi digunakan untuk mengurangi beban di kantilever.
DESAIN YANG BERKELANJUTAN
Oleh karena disusun secara vertikal, bangunan ini memiliki koefisien dasar hijau sebesar 35%. Selain itu, di dalam bangunan juga disediakan area seluas 366 meter persegi untuk penghijauan yang terbagi di berbagai tingkat. Area hijau ini berperan penting untuk menyaring polusi udara agar tidak masuk ke tapak dan menjaga kenyamanan pengguna bangunan.
Ruang void yang ada memberikan pencahayaan dan ventilasi alami dalam bangunan. Sensor lux juga dipasang di area perpustakaan, maker space, dan kantor pengelola sebagai bentuk penghematan listrik. Susunan tangga di atrium memberikan akses ke seluruh lantai tanpa harus menggunakan lift. Strategi ini memungkinkan penurunan pemakaian energi secara keseluruhan.
Pemakaian sistem daur ulang air juga diterapkan dalam desain ini. Air hujan disaring dan disimpan untuk digunakan sebagai air bersih pada wastafel, shower, dan kran. STP (Sewerage Treatment Plant) digunakan di lantai basement untuk mendaur ulang grey water yang kemudian bisa digunakan untuk flushing dan menyiram taman.
DATA PROYEK
Nama Projek: Stacked Spaces, Gelanggang Remaja Jakarta Utara
Lokasi: Tanjung Priok, Jakarta Utara
Luas Lahan: 14.982 meter persegi
Luas Bangunan: 12.242 meter persegi
Nama Mahasiswa: Jeremia Immanuel Pasaribu
Universitas: Podomoro University
Mentor: Carolina S.T., M.Arch