Proses pemugaran atau renovasi Gedung Sarinah Thamrin tengah berlangsung. Sebagai bagian dari proyek penting di Jakarta, maka Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti meninjau lokasi pada hari Jumat, 29 Januari 2020 lalu.
Penijauan ini dipandu oleh Direktur Operasi III PT Wijaya Karya Sugeng Rochadi. Salah satu agenda peninjauannya meliputi inspeksi sebuah karya seni rupa patung relief yang menjadi bagian cagar budaya yang dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi Gedung Sarinah (1962-1966).
Sebagai bentuk transformasi, Gedung Sarinah akan mengubah konsep desain menara dan podium kepada bentuk aslinya. Namun secara fungsi, gedung tersebut dirancang sebagai smart dan Green building yang dilengkapi dengan tempat area berkumpul dan penyediaan co-working space yang modern.
Sugeng mengatakan bahwa untuk memastikan keamanan bangunan sebelum direnovasi, pihak kontraktor telah menggandeng tim independen dari beberapa tenaga ahli untuk memastikan konstruksi ini yang layak dikembangkan. “Setelah dilakukan pengujian struktur bangunan yang mengacu kepada SNI terbaru, maka baru masuk tahap renovasi atau rekondisi. Dalam pekerjaan di lapangan ada beberapa perkuatan, baik itu pondasi maupun struktur kolom penyangga,” jelas Sugeng.
Transformasi Sarinah ini bertujuan untuk membangun Sarinah dengan dimensi gaya lama dengan menjaga keasliannya, namun dengan estetika kekinian agar menjadi ikon ke depannya. Sugeng menambahkan, untuk dapat menjadi ikon terkini maka diperlukan tambahan sarana prasarana yang memudahkan pengunjung untuk datang ke Sarinah. “Salah satunya dengan rencana penambahan area parkir basement sebanyak dua lantai,” tambah Sugeng.
Menteri Basuki sendiri berpesan agar diperhatikan kualitas pondasi dan tiang gedung lama dalam pekerjaan renovasi ini untuk menjamin keamanan bangunan. “Agar juga lebih diperhatikan hasil estetika bangunannya,” pesan Menteri Basuki.
Keseluruhan renovasi Gedung Sarinah yang telah dimulai sejak akhir Juli 2020 ini rencananya akan selesai November 2021. Proses pemugaran tersebut diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 700 miliar.
Sebelumnya, Gedung Sarinah pernah direnovasi usai mengalami kebakaran pada tahun 1984, yang menyebabkan façade tower gedung dan podium tersebut ditutup aluminium, tangga outdoor diberi atap, dan tambahan setempat 1 lantai pada area podium. Gedung ini pernah dikenal sebagai department store sekaligus pencakar langit pertama di Jakarta, bahkan Indonesia. – Construction+ Online