Proses konstruksi Bendungan Manikin yang terletak di Desa Kuaklalo, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditinjau oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu. Menteri Basuki berpesan kepada kontraktor dan konsultan pengawas untuk melakukan langkah-langkah percepatan pembangunan agar dapat selesai sesuai rencana pada tahun 2024, meskipun sempat terkendala lahan dan teknis.
“Diperlukan beberapa langkah untuk melakukan percepatan pembangunan Bendungan Manikin, salah satunya pekerjaan konstruksi dilakukan secara paralel di semua bagian bendungan, tidak perlu sekuensial atau menunggu satu bagian selesai baru dikerjakan bagian lainnya,” ujarnya. Langkah selanjutnya dalam proses konstruksi ini adalah segera menyusun langkah teknis untuk penyelesaian terowongan dan bagian inti tubuh bendungan sesuai dengan kondisi lapangan.
“Langkah terakhir yang keempat, tolong dipetakan secara detail pembuatan drainase untuk pengamanan lereng-lereng di semua bagian bendungan untuk mencegah terjadi longsor. Prediksi BMKG saat ini sudah masuk musim hujan, untuk itu tolong drainasenya dipetakan secara detail,” ujar Menteri Basuki.
Bendungan Manikin merupakan salah satu dari tujuh bendungan yang dibangun di Provinsi NTT pada periode 2015 hingga 2024. Bendungan dengan kapasitas tampung 28,20 juta m3 ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 310 hektare (Ha) di Kabupaten Kupang dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 700 liter/detik untuk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,13 MW dan pengendalian banjir 169,45 m3/detik.
Mulai dikerjakan pada 2019, konstruksi Bendungan Manikin dibangun melalui 2 paket pekerjaan senilai Rp 1,9 triliun. Paket I dikerjakan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) – Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk – PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 1,023 triliun. Paket II bernilai Rp 905,2 miliar dilaksanakan oleh kontraktor PT PP (Persero) Tbk – PT. Ashfri Putralora – PT Minarta Dutahutama (KSO). Untuk paket I saat ini progres konstruksinya sebesar 31,79%, sementara paket II sebesar 44,41%. — Construction+ Online