Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan bahwa Wisma Atlet Kemayoran siap menjadi Rumah Sakit Darurat untuk penanganan COVID-19 mulai Senin, 23 Maret 2020. Wisma peninggalan Asian Games ini disulap jadi RS Darurat untuk penanganan COVID-19 sebagai tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Basuki menjelaskan ada beberapa komponen pekerjaan yang dilakukan oleh pihaknya, yaitu pembersihan gedung Wisma Atlet, mengingat bangunan tersebut sudah lama tidak digunakan. “Ini sudah selesai semua termasuk penyemprotannya kemarin sore,” sebutnya.
Untuk dijadikan RS Darurat, Wisma Atlet ini perlu mendapatkan modifikasi mengingat bangunan tersebut tidak didesain untuk menjadi RS. Modifikasi minor dilakukan di lantai 1, 2, dan 3 di tower 7, di mana di sana akan diletakkan laboratorium, farmasi, radiologi, ICU.
Untuk melengkapi RS Darurat ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengerahkan perusahaan pelat merah untuk menyediakan fasilitas di Wisma Atlet Kemayoran. Erick menjelaskan, di sana disiapkan berbagai penunjang penanganan COVID-19, termasuk jaringan telekomunikasi 500 MB. Wisma Atlet tersebut disulap hanya dalam waktu empat hari untuk menjadi rumah sakit. Hal ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak, termasuk swasta.
Sementara itu, dokter-dokter yang akan bekerja di Wisma Atlet merupakan gabungan dokter dari berbagai instansi, meliputi Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, BUMN, dan lain sebagainya.
RS Darurat Covid-19 ini sendiri akan dibagi menjadi 3 zona:
- Zona Hijau (Tower 1) akan diisi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Zona ini hanya diperuntukkan bagi yang berkepentingan.
- Zone Kuning (Tower 3) akan diisi oleh dokter, perawat, dan petugas paramedis lainnya.
- Zone Merah (Tower 6-7) merupakan ruang kamar-kamar RS Darurat Penanganan COVID-19. Disamping pasien, hanya mereka yang menggunakan APD lengkap yang bisa masuk ke zona ini.
— Construction+ Online