Banyak kawasan pemukiman masa kini yang memiliki kecenderungan untuk berdiri sendiri tanpa memperhatikan penataan ruang sekitar yang berdampak baik ke luar dan ke dalam. Penataan urban yang sangat detail dan mendalam pada proyek The Royal Canal Park di kawasan hunian Royal Residence Surabaya menghadirkan sebuah integrasi yang sangat baik pada desain unit-unit rumah yang terdapat di dalamnya, sekaligus berdampak signifikan pada sekitarnya.
Kawasan pemukiman ini mencakup sebuah area seluas 7,8 hektar, di mana Atelier Urbanus mengerjakan desain hunian The Royal Canal Park pada cluster 16, 17, dan 18 dari Royal Residence, Surabaya. Awalnya tapak ini memiliki kontur yang tidak beraturan hingga akhirnya diuruk sehingga rata dengan kemiringan rendah mengarah ke daerah kanal. Kanal ini berfungsi sebagai boezem, berupa cadangan ruang luapan dan tumpahan air saat hujan tiba, sekaligus menjadi komponen penting dari fungsi lingkungan kawasan.
PERENCANAAN URBAN YANG MENYELURUH
Keinginan klien pada proyek ini adalah hadirnya gagasan baru dan segar dari perencanaan masterplan awal yang dirampungkan pihak lain agar dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi dan tantangan pasar yang cukup dinamis saat ini. Atelier Urbanus menerjemahkannya dengan menampilkan ide “rumah kebun” unik, di mana kawasan yang didesain akan bermuara dari inspirasi penciptaan ruang lingkungan tinggal yang berkualitas bagi penghuninya.
Pendekatan utamanya diambil dari sudut perencanaan lansekap, urban planning, dan arsitektur yang bersinergi dalam fungsi ruang hunian berkualitas dan berkesinambungan, tanpa batas waktu. Implementasinya hadir lewat pemanfaatan kanal dan jalur hijau yang kemudian diolah menjadi daya tarik dan tulang punggung utama kawasan dengan cara menata massa bangunan dengan acak, namun tetap berpola. Pola struktur kawasan itu bertujuan untuk menghindari garis lurus yang tegas dengan memperkenalkan pola kurva ruang terbuka untuk menggiring pengalaman ruang yang lebih sekuensial bagi penghuni.
Pemanfaatan pola ini memberikan peluang untuk menciptakan tatanan massa yang lebih dinamis, salah satunya melalui penerapan ketinggian tapak tiap unit untuk mengurangi kesan membosankan. Pola tatanan ruang urban ini juga memberikan kesatuan antara bangunan yang didesain tanpa pembatas pagar dengan jalan lingkungan yang ditata sebagai bagian dari plaza atau taman luar dari setiap unit hunian yang terkoneksi menuju kawasan jalur hijau. Di sini, Atelier Urbanus berhasil menghadirkan ide tapak yang lebih kompak dengan jumlah unit yang 20% lebih banyak daripada jumlah unit sebelumnya.
ORDERING CHAOS
Pola perencanaan urban tersebut juga tercermin melalui konsep yang diterapkan pada desain bangunan-bangunannya. Penciptaan dinamika fasad dari beberapa tipe variatifnya tetap mengacu pada pola bahasa arsitektur tropis yang rapi dan harmonis. Prinsip ordering chaos menjadi pilihan untuk memberikan nilai tambah kepada lingkungan dan penghuni melalui pilihan unit yang lebih beragam. Bahasa arsitektur yang berkesan sederhana, lugas, dan dinamis tersebut terejawantahkan dari tatanan ruang di dalam unit yang lebih praktis dan fungsional sehingga setiap ruang berfungsi optimal dan sehat.
Pemanfaatan cahaya matahari menjadi prinsip rujukan utama untuk memberikan kualitas lebih kepada penerjemahan arsitektur ke dalam bahasa ruang. Pembagian zona publik dan privat disederhanakan dengan tatanan ruang dalam yang tergabung bersama sehingga memiliki fungsi ganda. Desain ini dikerjakan melalui proses kajian dasar rumah tropis tanpa teritis, namun tetap memainkan dinding muka bangunan untuk mengatasi kendala cuaca tropis yang terik dan bercurah hujan tinggi.
TANTANGAN DESAIN URBAN
Pola acak organis yang dinamis dari masterplan ini memberikan tantangan sekaligus inovasi menarik dalam pengaturan level carport dan saluran kota kawasan. Tantangan lain adalah menyiasati tatanan tersebut untuk memperoleh jumlah unit yang jauh lebih banyak dengan pekarangan yang lebih luas, selain menghadirkan luas bangunan yang lebih besar pada luas tapak yang sama.
Pemanfaatan pola tatanan ruang luar yang organis dan dibuat lebih sekuensial dengan menghadirkan ruang hijau yang lebih mengalir, pembentukan boezem kanal yang ditata ulang menjadi kawasan rekreasi bagi penghuni, dan pemanfaatan ruang dalam dan luar yang kompak dan efisien merupakan keunggulan dari desain urban pada proyek pemukiman ini. Semua itu terefleksi ke dalam desain unit-unit di dalamnya. Konteks rumah tropis modern dalam kawasan ini juga terwakili, karena Atelier Urbanus dan Royal Residence memperkenalkan langgam unik dari nilai-nilai arsitektur tropis Indonesia.
DATA PROYEK
Nama Proyek: The Royal Canal Park – Royal Residence, Cluster 16, 17 & 18
Lokasi: Jl. Raya Menganti, Surabaya
Selesai: 2018
Area Tapak: 78.000 meter persegi
Luas Area Bangunan: 37.480 meter persegi
Jumlah Lantai: 2 sampai 3 lantai
Tinggi Lantai: 14 meter
Jumlah Unit: 200
Klien/Pemilik: PT Bhakti Tamara
Konsultan Arsitek: Atelier Urbanus
Principal Architect: Dastin Hillery
Foto/Gambar: Atelier Urbanus