Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Indonesia. Untuk mewadahi kebutuhan yang semakin besar untuk menampung fasilitas-fasilitas yang terkait dengan pembelajaran di kampus utama mereka yang terletak di Bandung, maka dibangunlah sebuah gedung baru yang diharapkan mampu mendukung perwujudan visi Unpar sebagai komunitas akademik yang humanum. Artinya, gedung baru ini nantinya diharapkan akan mampu mewadahi hubungan interaktif antara mahasiswa dengan dosen dengan proses pembelajaran aktif yang berpusat pada mahasiswa (active student-centered learning).
KAMPUS BARU YANG HUMANUM
Didesain dengan sangat ekspresif oleh Anggara Architeam, salah satu konsultan arsitektur terbesar di Indonesia yang terbiasa mengerjakan proyek-proyek besar, filosofi humanum pada desainnya bertutur dalam beberapa aspek. Filosofi ini memungkinkan terjadinya relasi seseorang dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungannya. Selain itu juga bangunan ini akan menyediakan konsep intimasi ruang (enclosure), selain itu akan mampu mengakomodasi keterbukaan untuk publik sehingga membuka kemungkinan terjadinya interaksi aktif dan partisipatif.
Konsultan arsitektur ini mendesain sebuah gedung pembelajaran terpadu dengan konsep modern, di mana ruang-ruang yang ada direncanakan secara fleksibel sebagai reaksi dari adanya tuntutan efisiensi dan fleksibilitas ruang yang ramah lingkungan dan keberlanjutan. Untuk itu, bangunan ini diciptakan dengan sebanyak mungkin memasukkan unsur ruang terbuka hijau demi menyediakan kawasan hijau di antara kepadatan bangunan di dalam kompleks kampus. Hemat energi dengan pendekatan bangunan hijau merupakan cerminan dari tekad Unpar untuk menjadi sebuah kampus yang sadar lingkungan (Eco Campus).
Kendati berintegerasi dengan tata bangunan kampus yang sudah lebih dahulu berdiri melalui adaptasi ciri dan karakter bangunan lama, namun kebebasan ekspresi desain bangunan baru yang modern ini tidak terpengaruh sama sekali. Penyertaan elemen desain fungsional yang atraktif menjadikan setiap elemen itu akan menjadi scupture, sekaligus ikon dan focal point. Contoh aplikasinya akan terlihat pada desain tangga terbuka dari bangunan fase pertama yang terkoneksi dengan jembatan penghubung podium dan jembatan penghubung antar tower (sky bridge) yang eksepsional. Menara air berbentuk bola berwarna jingga yang menjadi ikon dari Unpar juga dipertahankan dan dijadikan bagian dari elemen fasad baru.
Karakter lokasi yang berada di tengah-tengah kompleks bangunan yang sudah lebih dahulu berdiri dengan jarak antar bangunan yang cukup rapat merupakan salah satu tantangan dalam perencanaan yang harus dihadapi Anggara Architeam. Selain itu, lahan berkontur dengan perbedaan level yang signifikan antara sisi Jalan Ciumbuleuit di bagian depan (barat) dengan sisi Jalan Bukit Jarian di belakang (timur) juga menjadi kendala yang harus direncanakan dengan lebih matang dalam desain.
Sentuhan modern yang diterapkan pada bangunan ini tidak serta-merta menepikan unsur-unsur kearifan lokal. Penerjemahan yang baik dalam bentuk massa bangunan, pemakaian material lokal, warna-warna tropis, dan penyelesaian detail-detail sunscreen dan secondary skin-nya benar-benar beradaptasi terhadap budaya lokal. Dari sisi sosial dan lingkungan, Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) Unpar ini juga memberikan banyak sekali ruang-ruang terbuka yang sangat mendukung kegiatan dan proses hubungan sosial antara pengguna dan kampus, serta masyarakat sekitar.
Kampus PPAG Unpar ini rencananya akan menjadi bangunan perkuliahan yang mengusung konsep bangunan hijau dengan tingkatan sertifikasi yang optimal. Sebagai bangunan hijau, diharapkan kampus baru ini ramah lingkungan dengan perencanaan aksesibilitas yang memenuhi syarat dan ramah bagi penyandang disabilitas, di mana konsep berkelanjutan dan efisiensi biaya perawatan yang rendah akan menjadi contoh bagi bangunan pendidikan lainnya di seluruh Indonesia.
DATA PROYEK
Nama Proyek: Arntz-Geise Learning Center (Pusat Pembelajaran Arntz-Geise) Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Lokasi: Jl. Ciumbuleuit No. 96, Bandung, Jawa Barat
Status:
Fase 1: Selesai
Fase 2: Finalisasi desain
Rencana Selesai: Pertengahan 2019
Area Pembangunan: 15.500 meter persegi
Luas Area Bangunan: 60.000 meter persegi
Jumlah Lantai:
Basement: 3 lantai (fase 1 & 2)
North Tower: 14 lantai
South Tower: 11 lantai
Tinggi Bangunan: 63,7 meter
Jumlah Ruangan:
Multi-purpose hall, auditorium berkapasitas 1.000 orang, lecture classes dengan kapasitas 300 dan 60 orang, studio-studio teknik arsitektur dan sipil, ruang-ruang kelas masing-masing berkapasitas 60 orang (flexible seating layout), ruang-ruang diskusi (@6-10 orang), ruang-ruang seminar (@10-20 orang), ruang-ruang pengajar dan pertemuan, kantor dekan, kantor administrasi fakultas, lounge fakultas, kantor-kantor himpunan, student activity and exhibition center, laboratorium, ruang ibadah dan misa, kafetaria untuk siswa, parkir, dan fasilitas-fasilitas bangunan
Klien/Pemilik: Yayasan Universitas Katolik Parahyangan
Konsultan Arsitektur: PT Anggara Architeam
Arsitek Utama: Ir. Budi Sumaatmadja, IAI
Konsultan Mechanical & Electrical: PT Sigmatech Tata Karsa & PT Metakom Pranata
Konsultan Sipil & Struktur: PT Tiara Handalan Larasadi (Fase 1) & PT Davy Sukamta & Associates
Konsultan Lansekap: PT Sheilsflynn Asia (roof garden fase 1)
Konsultan QS: PT Total Citra Indonesia
Konsultan Bangunan Hijau: Yasmin Suriansyah (Fase 2)
Kontraktor Utama: PT Pulau Intan Bajaperkasa (Fase 1)
Foto/Gambar: Anggara Architeam