Pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral terus diselesaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Seperti kita ketahui bahwa pembangunan terowongan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo saat meninjau renovasi Masjid Istiqlal pada Februari 2020 lalu sebagai ikon kebhinekaan. Kala itu, Presiden mengatakan, “Ada usulan untuk membuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral, sudah saya setujui. Sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi. Terowongan bawah tanah sehingga tidak menyeberang jalan.”
Penghubung antara dua rumah ibadah ini bisa saja menggunakan jembatan penyeberangan. Namun karena faktor keamanan dan keselamatan, maka desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah. Alasan itu diungkapkan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Di samping sebagai ikon kebhinekaan, pembangunan terowongan ini berfungsi memudahkan akses jamaah antar bangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas saat ini.
Terowongan ini sendiri dibangun dengan panjang 33,8 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,5 meter dengan total luas terowongan 339,97 m2. Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral yakni 32 meter, di mana hal ini dikedepankan untuk memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.
Terowongan ini dibangun dengan gaya arsitektur modern, di mana eksteriornya menggunakan material transparan sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. Sementara untuk interiornya dilengkapi dengan konsep desain pilar berulang yang menggunakan material marmer, serta dilengkapi dengan railing sebagai simbol jabat tangan.
Di samping itu, Terowongan Silaturahmi ini akan dihiasi dengan galeri diorama yang menceritakan hubungan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Bentuk diorama ini akan tampil dalam bentuk relief dan media elektronik (digital), di mana konten digitalnya dapat disesuaikan dengan tema yang ingin diangkat. Pada masing-masing pintu masuk, pengunjung juga akan diperlihatkan kutipan mengenai pentingnya silaturahmi baik dari sisi agama Islam maupun Katolik.
Saat ini, lingkup pekerjaan terowongan yang meliputi pekerjaan arsitektur, struktur, MEP, dan lanskap telah mencapai 20,89%. Pekerjaan dengan anggaran Rp 37,3 miliar ini dimulai pada 15 Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada 13 Juni 2021. Konstruksinya dikerjakan oleh PT Waskita Karya, sementara manajemen ditangani oleh konstruksi PT Virama Karya dengan perencana PT Yodya Karya. – Construction+ Online