Bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 SR terjadi di laut sekitar 90 km barat daya dari Kabupaten Malang, Sabtu, 10 April 2021. Suasana duka masih terasa, terutama bagi mereka yang mengalami langsung musibah ini. Upaya tanggap darurat dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Provinsi Jawa Timur untuk mempercepat penanganan di lapangan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dalam masa tanggap darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi. “Kami sangat concern dengan air bersih, terutama di tempat-tempat pengungsian. Kami juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian”, kata Menteri Basuki.
Melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW), Kementerian PUPR telah berkoordinasi dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota/Kabupaten terdampak, serta Pemerintah Daerah untuk penyediaan logistik dan penyediaan pos pengungsian bagi masyarakat terdampak. Saat ini, telah dimobilisasi 1 unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 2.000 liter, 5 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 1.000 liter, dan 5 unit HU kapasitas 2.000 liter.
Hasil monitoring dan evaluasi di lapangan terdapat kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) yang harus segera disalurkan, berupa 5 unit HU kapasitas 1.000 liter dan 5 unit HU kapasitas 2.000 liter, selain juga tenda darurat ukuran 4×6 meter sebanyak 2 unit.
Langkah-langkah tanggap darurat juga dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jawa Timur-Bali dan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) IV dengan menyisir wilayah kabupaten/kota sebagai upaya inventarisasi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi. Hasil pemeriksaan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan tidak terdapat kerusakan pada ruas jalan nasional, seperti ruas Turen – Kepanjen – Blitar – Tulungagung. Demikian halnya pada ruas Sendang Biru – Balekambang (JLS – Non Status) – Kedungsalam – Batas Blitar/Malang – Simpang 5 Purwodadi.
Bencana ini menyebabkan hampir seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur terdampak. Wilayah terdampak paling parah adalah di Kabupaten Malang, Pasuruan, Trenggalek, Blitar, Probolinggo, Jember, Kota Batu, dan Kota Malang. Selain mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka, gempa bumi juga merusak sejumlah fasilitas kesehatan, rumah peribadatan, kantor pemerintahan, rumah susun, dan perumahan warga. — Construction+ Online