PROFIL INDUSTRI SEMEN TAHUN 2020
Industri semen memiliki peran strategis untuk mewujudkan program Pemerintah dalam peningkatan ekonomi nasional melalui kontribusi pembangunan infrastruktur di Indonesia. Terdapat 15 perusahaan semen tersebar di pulau-pulau besar di Indonesia dengan kapasitas terpasang tahun 2021 sebesar 117 juta ton (semen mill) per tahun, kapasitas design kiln yaitu produksi klinker sebesar 81,37 juta ton sehingga bisa memproduksi semen sebesar 115,91 juta ton menurut data SIINas klinker faktor sebesar 70,2%. Tantangan utama industri semen nasional saat ini adalah kelebihan pasokan kapasitas, sementara utilisasi pabrik rata-rata masih berkisar 63% sampai dengan 65%.
Di tengah ketidakpastian pasar akibat pandemi COVID-19, industri semen bertahan dan memandang tahun 2021 dan seterusnya sebagai tahun penuh tantangan untuk terus mencari peluang dan adaptasi. Kinerja industri semen baru menunjukkan pertumbuhan positif di bulan Maret hingga bulan Oktober 2021 dengan penjualan domestik naik sebesar 5,5% atau sebesar 53,5 juta ton.
Penjualan domestik saat ini dibanding sebelum pandemi masih kurang sekitar 4%. Tahun 2022, diharapkan konsumsi domestik bisa kembali seperti tahun 2019 sebelum terjadi pandemi. Sementara itu, ekspor semen dan klinker naik sebesar 10,36 juta ton atau naik sekitar 30%.
Jika penjualan semen di dalam negeri diasumsikan mengalami pertumbuhan rata-rata 4% dan penjualan ekspor sekitar 10 sampai dengan 12 juta ton, hingga tahun 2025 utilisasi industri semen mencapai angka 75,7%. Pasokan semen dalam negeri hingga tahun 2025 masih sangat aman dan mencukupi tanpa penambahan pabrik (kapasitas) baru.
KOMITMEN INDUSTRI SEMEN DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
Indonesia telah menyatakan komitmennya pada Conference of Parties (COP) 15 tahun 2009 untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% (dengan usaha sendiri) dan sebesar 41% (jika mendapat bantuan internasional) pada tahun 2020. Komitmen Indonesia tersebut diperkuat melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Republik Indonesia yang pertama pada bulan November 2016 dengan ditetapkannya target unconditional sebesar 29% dan target conditional sampai dengan 41% dibandingkan skenario business as usual (BAU) di tahun 2030 pada sektor energi, limbah, proses produksi (Industrial Process and Product Use/IPPU), pertanian, dan kehutanan.
Industri semen memiliki komitmen sangat kuat untuk mengurangi emisi GRK dari dua sumber emisi utama, yaitu proses industri dan penggunaan produk (IPPU) serta dari sektor energi. Jumlah absolute misi GRK industri semen pada tahun 2020 sebesar 45.757.424 ton CO2 atau rata-rata sebesar 641 kg CO2/ ton semen.
Salah satu bukti tercapainya target pengurangan emisi GRK pada industri semen nasional adalah menurunnya intensitas emisi GRK pada tahun 2020 sebesar 641,5 kg CO2/ ton cementitious dan menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan baseline tahun 2010 sebesar 725,7 kg CO2/ ton cementitious.
Pada tahun 2020, total emisi GRK berhasil dikurangi pada industri semen sebesar 6 juta ton CO2 atau 11,6% lebih rendah dari BAU tahun 2010 yang menjadi baseline nasional. Pencapaian ini melebihi target Pemerintah, seperti tercantum dalam dokumen kontribusi nasional yang ditetapkan (NDC) untuk mengurangi emisi GRK sektor IPPU industri sebesar 2,75 juta ton CO2e di tahun 2030.
PRODUKSI SEMEN RAMAH LINGKUNGAN
PCC atau portland composite cement (SNI 7064:2014) dan PPC atau portland pozzolan cement (SNI 0302:2014) diproduksi dengan mengoptimalkan penggunaan material konstruksi, serta dirancang dengan kualitas setara dengan OPC (ordinary portland cement) untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap bangunan yang kuat dan beton kinerja tinggi. Kegunaan PCC secara luas sebagai bahan pengikat konstruksi beton umum, pasangan batu bata, beton pracetak, beton pratekan, paving block, plesteran dan acian, dan sebagainya. Dari segi keekonomian bagi masyarakat, semen PCC dan PPC harganya lebih rendah dibandingkan OPC.
Penggunaan semen ramah lingkungan sejalan dengan diterbitkannya PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang peraturan pelaksana UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang menyatakan “mengutamakan produk lokal dan ramah lingkungan” dan Instruksi Menteri PUPR Nomor 04/In/M/2020 tentang penggunaan Semen Non-Ordinary Portland Cement (Non-OPC) (PPC, PCC, Slag Cement, Semen Hidraulis) pada pekerjaan konstruksi di Kementerian PUPR tanggal 7 September 2020.
Salah satu proyek infrastuktur yang mengimplementasikan semen ramah lingkungan yang menggunakan PPC adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya-Madura dengan panjang jembatan 5.438 meter. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian, yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Contoh proyek infrastruktur lain yang menggunakan semen ramah lingkungan (PCC) adalah Jembatan Merah Putih Ambon sepanjang 1.140 meter yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2016.
Proyek Strategis Nasional (PSN) terkini yang menggunakan semen ramah lingkungan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa Tengah, yaitu PLTU Batang dan Tanjung Jati. PLTU Batang berkapasitas 2 x 1000 megawatt (MW), sedangkan PLTU Tanjung Jati B unit #5 dan #6 yang berkapasitas 2 x 1000 megawatt (MW).
IMPLEMENTASI EFISIENSI ENERGI DAN PEMANFAATAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Selain melakukan efisiensi energi listrik melalui peralatan-peralatan listrik (Variable Speed Motor), beberapa perusahaan semen telah mengimplementasikan penggunaan energi bersih dari unit Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG), yaitu PT Semen Padang, SIG Pabrik Tuban, dan PT Cemindo Gemilang. WHRPG merupakan teknologi yang mampu memanfaatkan panas gas buang dari proses pembakaran atau proses produksi sebagai energi pembangkit listrik.
Kapasitas WHRPG di Pabrik Indarung V Semen Padang sebesar 8 megawatt (MW), sedangkan WHRPG di SIG PabrikTuban I-IV berkapasitas 30,6 megawatt (MW). Adapun kapasitas WHRPG di Pabrik Bayah PT Cemindo sebesar 2 x 15 megawatt (MW).
Berdasarkan data dari laman SIG, WHRPG SIG Pabrik Tuban mampu mengurangi penggunaan listrik PLN sebesar 152 juta KWh per tahun, serta menekan emisi CO2 sebesar 122 ribu ton per tahun. WHRPG pabrik Indarung V Padang mampu menghasilkan listrik sebesar 35.871 MWh dan mengurangi emisi CO2 sebesar 43 ribu ton per tahun. Begitu juga Semen Merah Putih di pabrik Bayah juga telah membangun 2 unit WHRPG, masing-masing kapasitas 15 MWh.
Selain Thermal Substitution Rate (TSR), saat ini PT SBI Pabrik Cilacap menjadi pelopor program pengolahan dan pemanfaatan sampah kota menjadi RDF melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR, dan Kementerian LHK. Kapasitas fasilitas pengolahan sebesar 120 ton sampah per hari untuk diolah menjadi sekitar 60 ton bahan bakar alternatif untuk menggantikan sekitar 45 ton batu bara.
Pandangan, pemikiran, dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya milik pengiklan dan tidak mencerminkan pandangan Penerbit (BCI Central).