Untuk mencapai keberhasilan suatu proyek perancangan bangunan, arsitek yang berperan juga sebagai engineer memiliki tanggung jawab yang besar untuk menciptakan sistem elaborasi perancangan seluruh disiplin sehingga terealisasi hasil rancangan yang baik dan sesuai. Peran tersebut diterapkan oleh saya selaku arsitek dalam berbagai proyek, khususnya terkait dengan proyek-proyek yang sifatnya industrial yang lebih mengutamakan fungsi, safety, dan security.
Sebagai arsitek yang mengemban peran menjadi engineer arsitek, maka kita wajib melakukan sistem elaborasi mulai dari tahap awal perancangan sampai proses konstruksi melalui analisa aspek-aspek general maupun detail. Proses tersebut menuntut engineer arsitek untuk selalu kreatif mengikuti pengetahuan dan perkembangan zaman, khususnya dalam ranah desain bangunan.
Tidak selalu dalam aspek estetika saja, namun engineer arsitek tetap harus memperhitungkan aspek fungsi dan keberlanjutan bangunan. Pengetahuan praktis dan teoritis arsitektur, struktur, mekanikal, listrik, akustik, juga konstruksi, harus dapat dielaborasikan dalam desain teknik dan sistem bangunan secara utuh agar tetap menjaga keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan produktivitas penghuninya.
Banyak faktor yang akan menunjang proses sebuah proyek arsitektur agar dapat berjalan dengan baik. Dimulai dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu klien, tim konsultan antardisiplin, tim kontraktor hingga dinas perizinan pembangunan. Tim arsitek akan melibatkan pihak-pihak tersebut dalam tahap-tahap proses perancangan yang dimulai dari tahap preliminary design (tahap konsep dan skematik) dan dilanjutkan dalam tahap pengembangan desain (design development), serta gambar kerja/DED (construction drawing), dengan output yang disepakati bersama.
ANDI HARAPAN, MT, IAI
Direktur Operasional PT BITA Bandung
Andi adalah arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2004, di mana ia juga melanjutkan Pascasarjana Arsitektur dari ITB dan mengambil program studi Arsitektur di Erfurt Applied Science University, Jerman pada tahun 2005. Ia juga meraih gelar Doktor dari ITB pada tahun 2010. Andi meraih gelar post-doctoral dari Toyohashi Institute of Technology, Jepang pada tahun 2011 untuk riset lanjutan terkait kajian “Struktur Konstruksi Bangunan Kayu Tahan Gempa”.
Ia juga menjabat sebagai pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nasional tahun 2021-2024 sebagai Ketua Bidang Penghargaan dan Sayembara. Tidak hanya itu, ia juga merupakan anggota aktif dari Green Building Council Indonesia (GBCI), Asosiasi Tenaga Teknik Konstruksi Indonesia (ASTEKINDO), Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO), Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI), ASEAN Architect, dan juga pengurus Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) Jawa Barat periode 2021-2024 sebagai Komite Bidang Pengembangan Lembaga Internasional.
Andi memiliki pengalaman profesional dalam kegiatan konsultasi arsitektur, dan telah mengembangkan keterampilan analitis, desain, dan manajemen yang kuat selama bertahun-tahun dalam menjalankan tugas profesional dan pengalaman dalam proyek-proyek BITA. Ia juga menjadi dosen tetap di jurusan Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia, Bandung; dosen di Teknik Arsitektur Universitas Winaya Mukti, Bandung; serta dosen di Teknik Arsitektur Universitas Falatehan (ST-INTEN).
To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!