Pandemi COVID-19 sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun dan menyebabkan dampak yang menyeluruh di segala aspek kehidupan kita sehari-hari. Pandemi ini juga membuat tenaga medis dan rumah sakit kewalahan dalam melayani para pasien yang terus-menerus datang, bahkan sempat mencapai titik tertinggi pada akhir Juni 2021 lalu di Indonesia sehingga pemerintah akhirnya menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang hingga saat ini.
MATERIAL PELINDUNG DARI BAKTERI DAN VIRUS PADA RUMAH SAKIT
Kebutuhan akan rumah sakit yang memadai juga harus dibarengi dengan kondisi fisik rumah sakit itu sendiri yang bersih, nyaman, dan sehat. Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Clinical Infectious Diseases menyebutkan bahwa 1 dari 25 orang yang datang ke rumah sakit di sana mengalami healthcare-associated infection (HAI) akibat terkontaminasi benda dan permukaan yang terdapat dalam bangunan rumah sakit itu sendiri. Bahkan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memaparkan bahwa 10% pasien rumah sakit justru semakin sakit atau terkena penyakit baru selama dirawat di sana akibat HAI.
Di Inggris, hal yang sama juga terjadi di mana National Health Service (NHS) dan para tenaga medis yang menjadi garda terdepan untuk menghadapi kasus COVID-19 mengalami kewalahan, salah satunya akibat tidak diperhatikannya kondisi material dan bahan bangunan rumah sakit selama ini. Jauh sebelum pandemi COVID-19 menyeruak, Kementerian Kesehatan Inggris sudah mengestimasi bahwa akan terjadi 300.000 pasien per tahun di Inggris yang terpapar HAI dan membuat pemerintah setempat harus membiayai jutaan pound sterling untuk menangani hal ini.
Perlu adanya upaya-upaya konkrit untuk mereduksi potensi penularan. Selain melakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pemakaian masker di ruangan tertutup yang menjadi kunci pencegahan paling krusial dan efisien, maka pemilihan material dan cat antibakteri sedikit banyak juga turut mengurangi resiko penularan di rumah sakit.
CAT ANTIBAKTERI DAN ANTIMIKROBA
Pandemi ini memberikan pelajaran bagi siapapun, termasuk pada desain dan konstruksi rumah sakit. Pelajaran yang didapat dari kasus-kasus di Amerika Serikat dan Inggris itu juga sebenarnya terjadi dan dialami di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebuah riset dari Cole Market Research dan IMARC Group menyebutkan bahwa cat antibakteri dan antimikroba akan menjadi salah satu jawaban krusial untuk menjawab kondisi rumah sakit di manapun, saat ini. Riset tersebut bahkan memprediksi bahwa pasar cat antibakteri dan antimikroba akan meningkat 11,3% antara 2020 hingga 2025 seiring dengan antisipasi pihak rumah sakit terhadap kemungkinan munculnya bakteri-bakteri dan virus-virus baru, beserta berbagai variannya, termasuk COVID-19.
Industri kesehatan melalui rumah sakit memang mendapat tantangan besar selama 1,5 tahun terakhir dan akan terus memperkuat diri dengan segala macam pencegahan dari berbagai aspek. Dari sisi desain dan konstruksi, para desainer dituntut untuk memilih bahan bangunan yang tepat dan sehat untuk mendukung upaya-upaya di atas.
Pentingnya pemilihan pelapis permukaan, termasuk cat dinding antibakteri dan antimikroba, menjadi salah satu solusi paling jitu dalam menjawab fakta-fakta mengenai HAI dan kebersihan institusi kesehatan ini dalam menjamin kebersihan dan kenyamanan pasien dan penggunanya. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa riset dan analisa dari badan-badan berpengaruh di dunia, dan sangat penting untuk juga diterapkan di rumah sakit di Indonesia.
SILVER ION DALAM MOWILEX ANTIBAKTERI
Banyak brand cat yang menawarkan antibakteri atau antimikroba sebagai bagian dari lini produknya. Namun, tidak banyak yang sudah mempersiapkan produk tersebut dengan teknologi yang bisa dipertanggungjawabkan dengan tidak hanya mengklaim sebagai cat yang antibakteri atau antimikroba.
Salah satu lini produk cat antibakteri yang sudah didukung oleh teknologi yang efektif melawan berbagai kuman penyakit, baik berupa bakteri dan virus, adalah Mowilex Antibacterial. Mengusung teknologi Silver Ion, produk cat ini memang diciptakan untuk menjadi satu produk pertahanan paling ampuh yang dapat diterapkan pada institusi-institusi kesehatan, seperti pada klinik hingga rumah sakit.
Berdasarkan hasil tes laboratorium independen berskala internasional, Silver Ion terbukti dapat membunuh bakteri Staphylococcus aerus dan Escherichia coli (JIS Z 2801: Test for Antibacterial Activity and Efficacy). Tidak hanya itu, teknologi ini juga efektif membunuh Human Coronavirus CoV-OC43 dan Eterovirus EV-A471.
Silver Ion dapat menangkal semua itu karena teknologi ini mengikat dan memecah dinding sel bakteri dan virus. Setelah ditembus, Silver Ion akan merusak enzim metabolisme sel bakteri dan virus tersebut sehingga keduanya mati, bahkan tidak dapat berkembang biak kembali karena teknologi ini turut mematikan proses replikasi DNA-nya. Tidak berlebihan jika bahan cat Mowilex Antibakteri dengan Silver Ion menjadi salah satu produk paling tepat untuk diaplikasikan pada pengecatan dinding rumah sakit modern yang bersih dan sehat.
Terdapat tiga produk baru yang termasuk seri cat antibakteri dari Mowilex, yakni Mowilex Emulsion Satin, Emulsion Gloss, dan Cendana Antibacterial. Ketiga produk ini berbahan dasar air, daya tutup dinding yang tinggi, daya sebar luas, warna yang tahan lama, mudah dibersihkan, sangat rendah VOC, tahan terhadap lumut dan jamur, anti bakteri, tidak mengandung formaldehyde, dan bersertifikat Green Label Singapore.
Pandangan, pemikiran, dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya milik pengiklan dan tidak mencerminkan pandangan Penerbit (BCI Central).