Sejak tahun 1935, Sorong menjadi salah satu kota paling terkenal di Papua yang menjadi penghasil minyak bumi. Terlepas dari fakta tersebut, kota yang berada di sisi barat pulau paling timur Indonesia ini memang sangat strategis, karena menjadi pintu keluar masuk dan transit ke provinsi Papua Barat. Akibatnya, Sorong kedatangan sejumlah wisatawan dan pelaku bisnis yang perlu difasilitasi oleh hotel berkelas. Salah satu akomodasi yang sedang dibangun dan berada sedikit di luar kota Sorong adalah Luxio Lagoon Hotel, sebuah motel lama yang diremajakan.
Kondisi tapaknya normal dan datar, bahkan cenderung lebih rendah daripada jalan dan sungai di sekitarnya. Owner dari Luxio Lagoon Hotel ini mengharapkan sebuah desain yang mencerminkan kekayaan arsitektur Papua yang dikombinasikan dengan arsitektur nusantara. Untuk itu juga dihadirkan penempatan banyak massa demi menghindari sirkulasi vertikal yang terlalu melelahkan pengunjung dan tamu sebagai bagian dari peremajaan hospitality ini.
Proyek ini ditangani oleh Made Sutawijaya Architect (MSA), di mana filosofi desainnya memanfaatkan tema tropis kontemporer dengan massa yang menyebar. Konsep bangunannya sendiri mengangkat model chalet yang dikombinasikan dengan gaya motel. Sisi arsitekturnya dikolaborasikan dengan sangat sempurna bersama konsultan lansekap Ulun Carik Design Studio (UCDS) untuk memberikan desain tapak yang bersinergi. Salah satunya dengan memasukkan beberapa lagoon di dalam tapak untuk menampung curah hujan yang tinggi di wilayah Sorong.
Dengan luas tapak yang mencapai 2,6 hektar, sinergi antara arsitektur dan lansekap menjadi kunci penting pada proyek hotel ini. Tidak heran jika desain lagoon dan penempatan bentuk massa yang menyebar tersebut menjadi focal point dari Luxio Lagoon Hotel ini. Sementara itu untuk menjawab kebutuhan konsumen yang beragam, maka hotel ini memuat beberapa fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan tamu untuk berlibur dan bisnis (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Hal ini diterjemahkan dengan secara brilian oleh MSA menjadi sebuah desain yang lekat dengan kesan hotel, motel, vila, dan chalet bagi keluarga.
Nilai-nilai setempat yang diinginkan owner diterjemahkan secara tepat lewat pemanfaatan arsitektur tropis yang dipadukan dengan penempatan lagoon-lagoon di dalam tapak. Proyek hotel ini menekankan sebuah bangunan yang tidak masif dengan menerapkan perpaduan ruang luar dan dalam yang serasi. Mengingat Sorong merupakan kota yang rawan gempa, maka material yang dipakai pada proyek ini memanfaatkan penggunaan teknologi kayu dengan teknik lokal yang disempurnakan sehingga tahan terhadap guncangan gempa.
Selain kayu, atap ilalang sintetis, dan penggunaan dinding natural model abode sebagai textured wall, Luxio Lagoon Hotel menerapkan model panggung yang didukung oleh lansekap berkonsep hutan hujan Papua sehingga menjadi keunggulan lokalitas lain dari proyek ini. Material kayu yang digunakan dalam proyek ini juga merupakan kayu tebangan dari masyarakat yang terkena program perluasan kota Sorong.
Dengan lokasi yang tidak biasa, proyek ini menjadi sangat menarik karena dapat menjadi penggugah bagi banyak proyek sejenis di wilayah Indonesia untuk menaikkan khasanah arsitektur lokal yang merupakan bagian dari kekayaan nusantara. Tantangan yang hadir akibat potensi bencana yang sering menimpa Sorong membuat proyek ini mengantisipasinya dengan penerapan sistem konstruksi setempat yang disempurnakan dan memberi aksen kuat dari sisi arsitektural dan konstruksi.
DATA PROYEK
Nama Proyek: Luxio Lagoon Hotel
Lokasi: Sorong, Papua
Rencana Selesai: 2019
Area Tapak: 26.177 meter persegi
Luas Area Bangunan: 4.285 meter persegi
Jumlah Lantai: 2 lantai
Jumlah Kamar: 66
Klien/Pemilik: Andre Susilo
Konsultan Arsitek: Made Sutawijaya Architect (MSA)
Principal Architect: Made Sutawijaya, ST.
Konsultan Desain Interior: Pintara Interior Design & Build
Principal Designer: Ida Bagus Ratu Pintara
Konsultan Sipil & Struktur: I Kadek Ade Siswanta, ST. MT.
Konsultan Mekanikal & Elektrikal: CV Duta Engineering Bali
Konsultan Lansekap: Ulun Carik Design Studio (UCDS)
Arsitek Lansekap: Wayan Toker Sujana
Foto/Gambar: Ulun Carik Design Studio