Rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi pada daerah irigasi (DI) Manganti yang mengairi lahan sawah di Jawa Barat dan Jawa Tengah selesai dikerjakan. Proyek ini dirampungkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
DI Manganti dengan luas areal layanan 26.153 hektare terdiri dari 3 jaringan irigasi, yaitu Sidareja, Cihaur, dan Lakbok Selatan. Jaringan Irigasi Sidareja dan Cihaur (intake kiri) seluas 21.518 hektare mengairi wilayah Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah. Sementara itu, Jaringan Irigasi Lakbok Selatan (intake kanan) seluas 4.616 hektare mengairi Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran di Jawa Barat.
Sumber air irigasi DI Manganti berasal dari Sungai Citanduy yang dibendung di Manganti yang berlokasi di Kecamatan Kedungreja, Jawa Tengah dan Kecamatan Lakbok, Jawa Barat. “Rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi ini akan meningkatkan kondisi saluran air di DI Manganti dan sarana sistem digitalisasinya juga lebih teratur sehingga irigasi tersier untuk lahan pertanian akan lebih optimal dan menambah kualitas hasil panen. Ini adalah aset milik kita yang harus kita jaga penggunaannya bersama,” ujar Direktur Irigasi dan Rawa Ismail Widadi dalam kunjungannya ke Jaringan Irigasi Manganti, beberapa waktu lalu.
Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi di DI Manganti ini mulai dilakukan pada tahun 2021-2024 dengan biaya Rp319,23 miliar. Lingkup pekerjaan yang direhabilitasi meliputi 77 km saluran primer dan 150 km saluran sekunder dengan luas layanan 21.035 hektare. “Rehabilitasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan layanan irigasi seluas 26.153 hektare sehingga diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) di wilayah layanan DI Manganti dari semula 169% menjadi 220%,” tambah Kepala Balai BBWS Citanduy Elroy Koyari.
Selain itu, BBWS Citanduy juga menerapkan digitalisasi pengelolaan sistem irigasi untuk pengoperasian pintu irigasi dalam rangka pengalokasian air dari petak yang paling hulu hingga petak yang paling hilir dengan konsep pembagian air yang adil dan merata, serta dapat dimonitor dan secara real time. Sistem ini meliputi alat untuk mengontrol operasional setiap pintu di jaringan irigasi Manganti, termasuk Bendung Manganti. “Terdapat juga basis data yang berisi semua data dan informasi tentang DI Manganti, serta fitur monitoring untuk melacak kondisi di daerah irigasi secara real time, seperti alokasi air pada jaringan irigasi, informasi visual tentang pintu air, dan kondisi ketinggian air,” tutupnya. — Construction+ Online