Luasnya wilayah Indonesia merupakan sebuah tantangan yang juga menjadi potensi untuk terus dikembangkan. Dalam bidang konstruksi, potensi untuk memunculkan proyek-proyek gedung dan infrastruktur dengan luasnya wilayah tanah air menjadi salah satu potensi yang menarik banyak pihak, termasuk investor-investor di negara lain. Hal itu juga termasuk melakukan pemindahan ibu kota dari Jakarta yang sudah tidak layak ke kawasan dengan peradaban baru di Kalimantan Timur.
Sayangnya, masih ada sebagian orang yang tidak melihat pentingnya pengembangan konstruksi ke seluruh penjuru Indonesia. Desentralisasi sudah seharusnya dilakukan, terutama untuk memperkuat ekonomi bangsa yang tidak hanya terkonsentrasi di Jakarta atau di Pulau Jawa saja. Pengembangan ini juga terkait dengan alih teknologi dan inovasi yang dapat lebih merata ketika kita berbicara mengenai pembangunan kota-kota modern dan terencana baru, seperti halnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
TEKNOLOGI DAN INOVASI KONSTRUKSI YANG KOMPETITIF
Industri konstruksi di Indonesia harus terus berkembang, dan hal itu terakselerasi akibat datangnya teknologi dan inovasi dari luar negeri yang dibawa masuk ke dalam pasar dalam negeri. Ke depannya, hanya mereka yang lebih efisien dan lebih inovatif yang dapat menawarkan kualitas yang lebih baik untuk memenangkan market, tidak hanya sekadar menawarkan harga yang kompetitif. Artinya, bukan teknologi dan inovasi yang besar yang dapat menang, tetapi yang lebih efisien dan adaptable yang dibutuhkan industri ini.
Sebagai contoh, Shimizu Corporation berusia lebih dari 200 tahun dan fokus di bidang engineering and construction yang menjadi spesialisasinya. Ketika mereka berinvestasi dalam biaya yang besar, maka Shimizu tidak akan membangun gedung secara sembarangan. Perusahaan ini fokus di bidang desain dan konstruksi, termasuk juga telah mengantisipasi hal-hal yang dapat memengaruhi proses pembangunan, seperti kondisi Indonesia yang berada di jalur ring of fire.
DJOKO SARWONO
Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI)
Ia adalah seorang pakar di bidang konstruksi yang lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan Master of Business Administration (MBA) di Universitas Indonesia (UI). Selain menjabat Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), Djoko juga merupakan Managing Director PT Bangun Cipta Kontraktor, selain juga President Director PT Adhya Tirta Lampung.
To read the complete article, register your details above
to be notified once the revamped Construction Plus App is ready!