Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bekerja sama dengan tiga asosiasi arsitek di tiga negara, Singapore Institute of Architects (SIA), Pertubuhan Arkitek Malaysia (PAM), dan The Association of Siamese Architects (ASA) meluncurkan sebuah buku yang digagas dan diproduksi 4Nations secara bersama dengan tajuk “Contiguous Archipelago: Collaboration without Boundary”. Peluncuran buku yang dilakukan pada hari Jumat, 10 September 2021 secara daring tersebut ditandai dengan sebuah acara press conference yang dilanjutkan dengan e-book launch ceremony. Acara ini dihadiri oleh para pengurus dan anggota asosiasi, praktisi arsitektur, media, dan para pemerhati desain di Singapura, Malaysia, Thailand, dan tentunya Indonesia.
Selain peluncuran buku yang dipandu oleh Denny Setiawan, IAI, seremoni ini juga dilanjutkan dengan presentasi proyek-proyek arsitektur yang dimuat di dalam buku tersebut. Acara dibuka dengan penjelasan dari tim editor yang diwakili oleh tiap-tiap asosiasi, Ar. Rattapong Angkasith dari ASA Thailand, Yaseri D. Apritasari dari IAI Indonesia, Ar. Sarly Adre Sarkum dari PAM Malaysia, dan Ar. Yee Chin dari SIA Singapura. Acara presentasi ini dikemas secara menarik dan dimoderatori oleh Theresia Purnomo, IAI.
Buku ini merupakan upaya yang bertujuan untuk menyusun karya arsitektur dari masing-masing negara yang dikategorikan secara regional melalui penggalian 4 tema utama, yaitu heritage, ecology, density, dan faith. Beberapa karya yang diangkat merupakan proyek-proyek yang cukup dikenal luas di negara masing-masing, bahkan memenangi penghargaan dari entitas lain di luar keempat asosiasi arsitek tersebut.
Kolaborasi pertama ini sepertinya akan dilanjutkan dengan proyek-proyek buku selanjutnya. Kebersamaan dan kerja sama pembuatan buku ini mengeratkan hubungan antara keempat asosiasi arsitek di keempat negara dan diharapkan nantinya akan berkembang semakin luas, melibatkan lebih banyak asosiasi dari negara lain. “Saya harapkan kolaborasi ini akan menjadi semakin luas dengan negara-negara lainnya. Ini merupakan kolaborasi yang sangat baik sebagai wadah perkembangan arsitek di tiap negara, di mana kita bisa saling belajar dengan berbagai perbedaan yang kita miliki,” jelas Yaseri.
Adapun proyek-proyek yang masuk ke dalam buku Contiguous Archipelago ini diwakili oleh:
Indonesia
– Al Irsyad Mosque karya PT Urbane
– Gran Rubina karya PT Pandega Design Weharima
– Mandiri Heritage Building karya Simon+Dhoni Studio
– Padusan Ablution Facility karya Eko Prawoto
– Studio Air Putih Batu Bata karya Studio Air Putih
Malaysia
– Masjid Cyber Jaya 10 karya Saionn Architect, Juteras Design Workshop & Yellil Architect
– Masjid Diraja Sultan Suleiman Klang karya Linea Architect Sdn Bhd & Badan Warisan Malaysia Heritage Services Sdn Bhd
– Stripes Hotel karya A. Mariadass Architect & YTL Design Group
– Tamarind Square karya Garis Architect Sdn Bhd
– UAB Building George Town karya Arkitek LLA Sdn Bhd
Singapura
– Amanyangyun karya Kerry Hill Architects
– Kampung Admiralty karya WOHA Architects Pte Ltd
– Khong Guan Building karya Meta Architecture & Lua Architects Associates Pte Ltd
– Oasia Hotel Downtown karya WOHA Architects Pte Ltd
– Sparkletots Preschool karya LAUD Architects Pte Ltd
Thailand
– Ahsa Farmstay karya Creative Crews Ltd
– Artistic Park karya Arsomsilp Community & Environmental Architect Co Ltd
– Asa Lanna Center karya Somdoon Architects
– Chulalongkorn University Centenary (CUCP) karya N7A Architect & Landprocess
– Novice Living Quarters karya Skam Chaiyawat & Rina Shindo dan Witee Wisuthumporn
– Construction+ Online