Pada Rabu, 13 November 2019, BCI Asia kembali menyelenggarakan acara tahunan BCI Breakfast Briefing yang merupakan “Indonesia Construction Market Outlook (ICMO) 2020” di Pullman Central Park Hotel, Jakarta. Dalam acara ini, BCI Economics, divisi analisis BCI Asia Pty Ltd menyajikan dan merilis laporan outlook konstruksi tahunan Indonesia dengan tema “Reassuring Opportunities in the Daunting Construction Market”.
Laporan ini menggambarkan pergerakan pasar terbaru dan perkembangan konstruksi di Indonesia, serta menganalisis sektor-sektor utama dengan data dan perkiraan penting. Laporan prospek pasar ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan arahan optimis di pasar konstruksi, serta membantu para profesional dalam industri ini untuk selangkah lebih maju sehingga mereka dapat lebih percaya diri terlibat dalam pasar ini.
Acara ini juga menghadirkan dua pembicara tamu yang berbagi wawasan tentang pengembang serta pandangan dan strategi arsitek untuk tahun 2020, yaitu Putri Anindia selaku Kepala Perencanaan dan Desain PT Astra Land Indonesia dan Prasetyoadi selaku Direktur Pelaksana dari PDW Architects. Acara ini dihadiri 150 peserta dari industri konstruksi yang terdiri dari produsen, pemasok, pengembang, konsultan, kontraktor, bank, dan lembaga keuangan, yang sangat antusias untuk mendapatkan informasi tren dan tips terbaru pasar konstruksi indonesia 2020.
PERKEMBANGAN PASAR KONSTRUKSI INDONESIA
Pada tahun 2020, total proyek konstruksi (sektor bangunan dan sipil, tidak termasuk minyak dan gas) diperkirakan mengalami kontraksi 5,5% dibandingkan dengan tahun 2019 yang naik sebesar 2,02%. Total pasar konstruksi Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp 306,2 triliun pada tahun 2020, di mana 45% akan berada di sektor sipil dan 55% di sektor bangunan.
Aktivitas sektor sipil (termasuk infrastruktur, transportasi dan utilitas) melambat pada 2019, turun 0,48% dibandingkan pada tahun 2018. Diperkirakan bahwa konstruksi sipil akan turun 21,69% pada 2020 dengan nilai Rp 138 triliun. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh perlambatan dalam proyek-proyek utilitas di mana pemerintah mengurangi target untuk pembangkit listrik. Proyek infrastruktur yang akan mulai pada tahun 2020 umumnya melanjutkan proyek konstruksi yang ada seperti bandara, jalan tol dan pekerjaan jalan lainnya, dan proyek jembatan.
Sektor bangunan diperkirakan akan meningkat 5,17% pada tahun 2019, meskipun ada penurunan pada kategori perumahan, kantor, kesehatan, dan komunitas. Pada tahun 2020, diperkirakan sektor bangunan naik 13,82% menjadi Rp 168,2 triliun. Kategori residensial, industrial, dan ritel diharapkan menjadi kontributor terbesar terhadap total nilai konstruksi bangunan pada tahun 2019 dengan kontribusi masing-masing 34%, 30%, dan 8%.
Laporan prospek pasar konstruksi juga mencakup hasil Survei Sentimen Pasar Konstruksi tahunan BCI Asia yang dilakukan pada Agustus-September 2019. Survei ini menggali pendapat para profesional yang aktif di industri konstruksi Indonesia dan melibatkan 303 peserta yang tersebar di berbagai profesi, yaitu kontraktor (33%), pengembang (30%), arsitek (25%), konsultan (4%), subkontraktor (3%) dan profesi lain (5%).
Responden menilai di tahun 2019 proses administrasi online yang lebih mudah dan ketersediaan pekerja terampil yang lebih baik adalah faktor yang baik pasar konstruksi. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, para peserta menyatakan optimisme dalam menanggapi sebagian besar pertanyaan dan percaya bahwa hasil pemilu telah berdampak positif pada industri konstruksi dengan Kalimantan sebagai wilayah yang paling optimis. Sekitar 66% responden, yang sebagian besar terdiri dari pengembang, arsitek, dan kontraktor, mengakui manfaat kebijakan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan infrastruktur.