Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia dengan 2,7 juta penduduk. Sebagai sebuah kota bisnis, Surabaya juga dipenuhi oleh gedung-gedung perkantoran yang tidak hanya terpusat di tengah kota saja, tetapi juga merambah ke daerah Surabaya Barat dan Timur.
Kendati dipenuhi gedung-gedung perkantoran modern, namun hingga saat ini bangunan perkantoran di kota tersebut umumnya masih berbentuk persegi. Hal ini dapat dimaklumi, karena bentuk persegi merupakan bentuk yang efisien. Namun, tahun ini baru saja terbangun gedung perkantoran dengan bentuk yang unik di Surabaya Timur, yakni Avian Tower. Sedikit banyak, gedung perkantoran karya Archimetric ini telah mengubah skyline kota Surabaya.
MERESPON BUNDARAN WARU
Berawal dari klien Avian Tower yang menginginkan berdirinya bangunan yang ikonik agar dapat digunakan sebagai headquarter bagi perusahaannya, PT Archimetric mendesainnya dengan terinspirasi dari bundaran yang berada dekat dengan lokasi pembangunan, yakni Bundaran Waru. Kawasan tersebut merupakan salah satu bundaran terbesar dan terpadat di Surabaya, karena lokasi ini menjadi pintu gerbang utama Surabaya dari arah barat daya.
Desain Avian Tower merespon bentuk, arah, dan garis-garis lengkung dari pergerakan kendaraan, bentuk urban landscape, dan infrastruktur di sekitar site. Akibatnya, bangunan ini seolah bergerak dan melintir spiral seiring dari pergerakan sistem transportasi kendaraan yang ada di sekitar bundaran tersebut.
Setiap lantainya, Avian Tower berotasi 3 derajat dari lantai di bawahnya sehingga pada lantai teratas telah berotasi hingga 60 derajat dari lantai paling dasar. Efek dari rotasi ini menyebabkan fasad bangunan dapat terlihat berbeda, tergantung dari arah melihatnya. Terkadang bangunan ini akan terlihat kecil di bawah, besar di atas atau besar di bawah, kecil di atas atau bahkan besar di bawah dan atas, kecil di tengah.
STRUKTUR YANG EFISIEN
Hingga saat ini, stigma pembangunan gedung berbentuk spiral akan dinilai tidak mungkin terbangun. Hal ini dikarenakan biaya pembangunan yang tinggi apabila tidak berhati-hati dalam merancang sistem strukturnya. Seperti kita ketahui, struktur untuk pembangunan gedung berbentuk spiral akan berbeda dengan gedung berbentuk persegi.
Sistem struktur pada Avian Tower didesain dengan efisien dengan mempertahankan bentuk yang lurus dari bawah hingga atas, di mana pada bagian tengah bangunan tidak ikut berotasi. Sedangkan pada bagian luar bangunan ini, Archimetric memilih untuk menggunakan struktur komposit (baja dan beton) di mana kolom-kolomnya ikut berotasi.
Fasad dari Avian Tower juga dibuat secara modular sehingga masing-masing kaca pada bangunan ini tidak menggunakan kaca cekung atau cembung (melintir) yang dapat meningkatkan biaya pembangunan, melainkan tetap menggunakan kaca datar standar. Kaca pada bangunan ini menggunakan jenis double-glazing low-e yang mampu mengurangi panas matahari secara drastis. Selain karena penggunaan jenis kaca yang khusus, Avian Tower dirancang untuk menyesuaikan orientasi dan iklim kota Surabaya.
Bangunan ini dibuat memanjang berbentuk spiral dengan orientasi timur-barat sehingga mayoritas lantai perkantorannya akan menghadap ke arah selatan dan utara yang dapat menguntungkan jika mengacu pada arah matahari. Oleh sebab itu, bangunan ini dapat mengurangi pemakaian energi untuk AC. Apalagi pada bagian barat bangunan terdapat balkon yang diletakkan pada masing-masing lantai.
DUKUNGAN WALIKOTA SURABAYA
Tantangan dalam pembangunan proyek ini bukan tentang bentuk bangunannya yang unik, karena walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mendukung penuh pembangunan Avian Tower. Dalam hal ini, Risma selalu mendorong para arsitek untuk membuat bangunan dengan bentuk yang unik, serta ikonik. Oleh karenanya, Archimetric tidak memiliki kendala dalam proses perizinan desain bangunan.
Tantangan sesungguhnya terletak pada perubahan lebar site di mana Archimetric harus membuat bangunan spiral pada tapak yang ramping. Dalam proses perizinan, arsitek baru mengetahui bahwa akan ada pelebaran jalan pada sisi selatan tapak sehingga site bangunan ini akan terpotong 3,8 meter. Padahal, lebar yang dapat terbangun sebelumnya sebesar 31,5 meter (setelah terpotong GSB). Tentu saja hal tersebut mengubah desain dari bangunan ini, dari yang sebelumnya tiap lantai bangunan berotasi 3,75 derajat menjadi hanya 3 derajat. Namun, tantangan tersebut dapat dikomunikasikan oleh Archimetric kepada klien dengan dukungan walikota Surabaya.
DATA PROYEK
Nama Proyek: Avian Tower
Lokasi: Jl. Ahmad Yani No. 317, Surabaya
Status Konstruksi: Terbangun
Selesai: Oktober 2018
Area Tapak: 4584 meter persegi
Luas Area Bangunan: 12.108 meter persegi
Jumlah Lantai: 20 dengan 1 basemen
Tinggi Bangunan: 84 meter
Klien/Pemilik: PT Tirtakencana Tatawarna
Konsultan Arsitek: PT Archimetric
Principal Architect: Ivan Priatman, LEED, IAI
Konsultan Desain Interior: M Moser Associates / CDA International
Interior Fit-Out Contractor: PT Gema Graha Sarana
Konsultan Pencahayaan: Meinhardt
Konsultan Sipil & Struktur: PT Archimetric
Konsultan Lanskap: PT Bougainvillea Cipta
Konsultan Mekanikal & Elektrikal: PT Archimetric
Kontraktor: PT Waskita Karya
Foto/Gambar: PT Archimetric