Dalam rangka menyemarakkan ajang pameran Indobuildtech Bandung tanggal 12 hingga 16 Oktober 2017 yang diselenggarakan oleh Deboindo ITE bertempat di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, BCI Asia sebagai media partner mengadakan Panel Diskusi yang bertajuk “What’s Next for Colour Trend in Construction Sector?” pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2017 yang dihadiri oleh 70 peserta diskusi dari dua latar belakang berbeda yaitu arsitek dan desainer interior.
Panel Diskusi tersebut menampilkan dua orang narasumber dari arsitektur dan desainer interior, yaitu Ir. Robby Dwiko Juliardi, MT., IAI dan Irena Vanessa Gunawan, ST. M.Com. Saat ini, Robby menjabat sebagai Ketua IAI Jawa Barat, dan ia juga dikenal sebagai praktisi arsitek yang mumpuni, selain juga sebagai dosen di jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung. Sedangkan, Irena menjabat sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Maranatha Bandung, principal designer dari sebuah firma desainer interior di Bandung.
Diskusi kali ini menggabungkan dua cabang ilmu, di mana menurut kedua narasumber, sangat jarang dilakukan oleh arsitek maupun desainer interior dalam sebuah diskusi panel. Dalam diskusi ini, Robby memaparkan pola warna sesuai dengan era-era arsitektural. Warna sangat penting dalam mendesain, karena mempengaruhi tampilan dan kesan yang ingin dihadirkan pada bangunan, termasuk kesan mahal atau sederhana.
Pada dunia arsitektur, tidak ada tren warna seperti yang ada pada fashion. Namun, yang ada adalah era mempengaruhi pilihan-pilihan material. Misalnya, pada awal lahirnya era modern architecture, material yang ditonjolkan adalah kaca dan baja. Oleh karena itu, munculah gaya-gaya industrial. Selain itu, merujuk kondisi lokal Indonesia saat ini, para arsitek sedang giat mendesain dengan acuan budaya lokal.
Tren warna untuk arsitektur Indonesia juga mengikuti tampilan bangunan vernakular pada masing- masing wilayah Indonesia. Warna yang muncul adalah warna-warna lokal yang mungkin mendekati warna alam, misalnya warna-warna kayu khas suatu wilayah atau warna bata asli olahan wilayah sekitar. Roby juga menyampaikan tren warna pada arsitektur yang tidak sama persis seperti fashion, di mana per musim akan mengeluarkan tren warna baru. Tren warna akan berubah dalam jangka waktu yang cukup lama sampai nantinya ditemukan gaya arsitektur yang mungkin bisa lebih menjawab kondisi atau permasalahan-permasalahan mengenai arsitektur.
Sementara itu, Irena memaparkan pandangannya mengenai pemilihan warna dalam ruang atau interior dan pengaruh-pengaruhnya secara psikologis (kejiwaan) dan fisiologis (fungsi tubuh). Warna menjadi bagian penting, karena mempengaruhi tema atau tujuan yang ingin dicapai dalam desain, termasuk di dalamnya aspek psikologis dan fisiologis. Pada desain interior ada tema-tema tertentu yang diinginkan oleh klien atau owner yang menjadi acuan. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan warna, yakni karakter klien, tema yang ingin diangkat, dan faktor-faktor penunjang lainnya. Tren warna untuk interior mungkin ada, namun tidak sama dengan tren warna pada fashion.
Saat ini untuk desain interior pemilihan warna lebih menjurus ke warna-warna lembut atau pastel yang diyakini cenderung memberikan ketenangan dan kenyamanan. Irena juga menambahkan, meskipun tren warna dalam desain interior cukup penting untuk menjadikan sebuah proyek menjadi up-to-date, namun hal tersebut tidak dapat selalu diterapkan. Tren warna berubah-berubah, sedangkan kondisi atau keinginan klien tidak selalu sama dengan tren warna tersebut.
Pada kesempatan yang sama, BCI Asia sebagai perusahaan multinasional yang selalu memberi kontribusi positif lewat sayembara arsitektur dan desain interior menghadirkan pemenang FuturArc Prize 2017 kategori pelajar dari Institut Teknologi Bandung dan pemenang IDA Award 2017 dari PT Inti Solid Pratama. Adapun pesan-pesan dari pemenang sayembara tersebut adalah award merupakan ajang untuk mengukur kemampuan diri, sebagai bentuk pengakuan hasil karya, dan setelah menjadi pemenangnya akan mendorong semangat dalam berkarya.