Dalam menyambut pameran BuildTech Asia (BTA) yang akan digelar di Singapura pada tanggal 24-27 Oktober 2017, maka tanggal 24 Juli 2017 lalu diadakan presentasi kegiatan dan diskusi panel yang mengangkat tema ‘Reinventing and Unveiling the Future of Smart Building and Construction in Asia’ di Hotel Aryaduta, Jakarta. Acara presentasi ini diselenggarakan berkat kerjasama KADIN Jakarta Pusat dan Sphere Exhibit, serta didukung oleh PT Totalindo Eka Persada, Tbk sebagai perusahaan nasional terkemuka bidang pembangunan gedung dan konstruksi yang baru saja menjadi perusahaan terbuka.
Sebagai bagian dari penutup acara ‘Reinventing and Unveiling the Future of Smart Building and Construction in Asia’, maka diadakan sebuah diskusi panel bertajuk ‘A Look at Smart Construction Technologies in Indonesia’. Diskusi menarik yang mengulas perkembangan teknologi terkini dalam dunia konstruksi dengan konsep smart technology ini dimoderasi oleh Anton Adianto dari majalah Construction+ Indonesia yang merupakan bagian dari grup BCI Asia.
Panel discussion ini menghadirkan pembicara yang kompeten dari berbagai, mulai dari BCA Singapura selaku pelaksana acara BTA 2017 yang diwakili oleh Goh Wee Hong; Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc., IPU; Kepala Seksi Pembangunan Kawasan Pemukiman dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta, Ir. Sapto Nugroho, M.Si; wakil dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), Dr. Andi Harapan; serta wakil dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI), Dr. Ir. Richard Napitupulu, MT.
Sebagai penyelenggara BTA 2017, Goh menjelaskan sedikit dalam contoh bagaimana pemerintah Singapura memiliki peran terhadap perkembangan smart city di negara tetangga kita tersebut. Saat ditanyakan oleh moderator mengenai kesiapan PII dengan isu smart city tersebut, maka Hermanto menjelaskan bagaimana asosiasi ini sudah mengantisipasi kemajuan teknologi dengan berbagai kebijakan yang ada. Tidak hanya itu, sebagai salah satu orang yang pernah duduk lama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ia juga memberikan beberapa contoh dan fakta bagaimana Jakarta dan sekitarnya sudah berkembang sesuai dengan arah menuju kota cerdas dan modern.
Dari sisi pemerintah kota DKI Jakarta, Sapto juga menegaskan apa yang sudah dijabarkan oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Drs. Mangara Pardede, di sesi sebelumnya, bagaimana kota ini sudah memanfaatkan teknologi dalam banyak kegiatan administratif dan pelayanan publik sehari-hari. Sementara itu, Andi menekankan betapa smart construction technology ini harus disadari sebagai bagian yang harus hadapi semua pihak, bukan hanya dari sisi desainer atau konsultan, tetapi harus dipahami oleh pihak terakhir, dalam hal ini kontraktor. Richard selaku perwakilan pelaksana konstruksi menyetujui hal tersebut, mengingat secara bersama permasalahan teknologi memang mau tidak mau patut dihadapi demi lebih bersaing di dunia global.
Diskusi ini menjadi semakin menarik, karena Goh menanyakan beberapa hal kepada para panelis lain terkait dengan kebijakan dan arahan pemerintah terhadap smart technology di Indonesia. Moderator juga menanyakan bagaimana isu ini dapat dipahami oleh para pemerintah daerah, tidak hanya berjalan baik di Jakarta. Penerapan smart technology untuk menciptakan smart city menjadi sangat penting bagi Indonesia. Kendala yang ada menjadi bagian dari proses perkembangan bangsa ini yang tidak hanya terkait dalam dunia industri, properti, dan teknologi saja, tetapi juga perilaku dan pola pikir masyarakatnya. — Construction+ Online