Area sabuk hijau (greenbelt) akan dimanfaatkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk ditanami berbagai jenis pohon bernilai ekonomis yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, di antaranya pada Bendungan Gondang dan Bendungan Serbaguna Wonogiri. Hal itu selaras dengan apa yang disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, “Kegiatan penanaman pohon di area sabuk hijau bendungan merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat berperan aktif pada konservasi alam, sekaligus pengembangan potensi ekonomi lokal di sekitar bendungan tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai tampungan air.”
“Bapak Menteri PUPR meminta kepada balai-balai di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air untuk melaksanakan program penghijauan di seluruh bendungan,” tambah Staf Ahli Menteri PUPR (SAMPU) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudhirman, saat meninjau kawasan sabuk hijau di Bendungan Gondang dan Bendungan Serbaguna Wonogiri, 6 November 2020.
Ditegaskan kembali oleh Sudhirman bahwa Menteri Basuki menginstruksikan agar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, baik jalan tol maupun bendungan, selalu berlandaskan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. “Untuk itu, kawasan bendungan harus ditata dan memiliki area sabuk hijau yang memadai dengan melakukan penanaman pohon yang disesuaikan dengan struktur tanah,” jelasnya.
Ikatan Purnabhakti Kementerian Pekerjaan Umum (IPPU) dan kelompok masyarakat setempat akan dilibatkan dalam pelaksanaan penanaman pohon ini. Hal tersebut akan dilakukan secara serentak pada seluruh bendungan di Indonesia dalam rangka memperingati Hari Bhakti PU ke-75 pada tanggal 3 Desember 2020 mendatang.
Bendungan Gondang memiliki luas area sabuk hijau (greenbelt) sebesar 18,60 Ha yang telah ditanami sebanyak 450 pohon dari jenis durian, mangga, kelengkeng dan jambu sejak tahun 2017-2019. Selanjutnya, akan ditanami lagi sebanyak 780 pohon serupa pada tahun 2020 ini.
Kapasitas tampung yang dimiliki oleh Bendungan Gondang yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air adalah sebesar 9,15 juta meter kubik dan luas genangan 43,86 Ha. Bendungan ini memiliki manfaat untuk dapat menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.680 Ha di Kabupaten Karanganyar dan Sragen.
Selain menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Karanganyar dan Sragen masing-masing sebesar 100 liter/detik, Bendungan Gondang juga bermanfaat mereduksi debit banjir sebesar 8% dari semula 503 m3/detik turun menjadi 462 m3/detik. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai konservasi air (ground water recharge), destinasi wisata, dan sebagai kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda. Pembangunannya dilakukan sejak tahun 2014 hingga 2019 oleh kontraktor pelaksana PT Waskita Karya dengan anggaran Rp 657 miliar.
Sementara itu, penghijauan di Bendungan Serbaguna Wonogiri akan dilakukan di area sabuk hijau (greenbelt) seluas 1.653 ha dengan cakupan wilayah meliputi 7 kecamatan, di antaranya Kecamatan Wonogiri, Wuryantoro, Eromoko, Giriwoyo, Baturetno, Nguntoronadi, dan Ngadirojo. Perum Jasa Tirta 1 pernah melaksanakan penanaman pohon, seperti tanaman jati, akasia, mahoni, trambesi, sengon, petai cina, rikida, flamboyan, sono gliriside, johar, turi, mangga, sirsak, dan jambu mete pada tahun 2013. Program ini akan dilanjutkan dengan pohon serupa di tahun 2020 ini.
Bendungan Serbaguna Wonogiri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dibangun dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1981 dan berlokasi 7 km arah selatan Kota Wonogiri. Bendungan ini memiliki manfaat sebagai penyediaan air irigasi untuk kurang lebih 23.600 ha di daerah Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. Selain itu juga bermanfaat sebagai penyediaan tenaga listrik untuk daerah Kabupaten Wonogiri dengan kapasitas maksimum 12,4 MW, selain juga tentunya sebagai objek pariwisata. – Construction+ Online