Sebagai perusahaan penyedia informasi konstruksi, BCI Economics, yang merupakan divisi dari BCI Asia, merilis laporan tahunan untuk mereview dan memprediksi pembangunan konstruksi 2019 di Indonesia. Laporan dengan judul “A Tight Construction Market in The Midst of Promising Economy” tersebut dipaparkan dalam acara tahunan bernama Breakfast Briefing pada hari Kamis, 8 November 2018 di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta.
Breakfast Briefing ini dihadiri oleh para kontraktor, pengembang, arsitek, produsen, dan distributor bahan bangunan. Cahyono Siswanto dan Aslakhul Umam dari BCI Asia secara bergantian memaparkan perkembangan dunia konstruksi selama tahun 2018 dan peluang yang ada di tahun 2019. Dalam acara ini, turut diundang juga M. Sapri Pamulu sebagai pembicara tamu dari PT Wiratman.
Dalam paparannya, terlihat bahwa di tahun 2018 banyak diwarnai proyek sipil sebanyak 64% berbanding proyek pembangunan gedung (36%). Meski masih diwarnai oleh pembangunan sektor sipil, terlihat sektor ini akan mengalami penurunan sebanyak 4,6% dengan nilai Rp267,146 triliun di tahun 2019 yang disebabkan pemerintah merevisi target dalam pembangunan utilitas.
Residensial masih menjadi pembangunan yang mewarnai sektor gedung di tahun 2018. Pembangunan gedung sendiri diprediksi masih akan meraih Rp152,003 triliun pada 2019 dengan penurunan 0,4% dibandingkan pada tahun 2018. Meski perkembangan konstruksi sipil akan mengalami penurunan, optimisme dalam sektor lainnya tentu masih tetap memuncak.
Laporan ini dibuat oleh tim BCI Economics dengan melakukan analisa dan survei dari sekitar 300 partisipan yang merepresentasikan 31% kontraktor, 31% arsitek, 31% developer, dan lainnya. Survei ini dibuat selama bulan September 2018 dengan lebih dari 85% koresponden yang menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan infrastruktur telah berdampak positif dalam pasar konstruksi.